Masjid An-Nur Sirojul Munir: Harmoni Arsitektur Berkelanjutan di Tanah Kontur Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung, Jawa Barat – Di tengah asrinya lanskap Kabupaten Bandung, sebuah bangunan suci berdiri dengan penuh kearifan lokal dan prinsip keberlanjutan: Masjid An-Nur. Terletak di Eco Pesantren Sirojul Munir IbuKu, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan sebuah manifestasi nyata dari harmoni antara alam, spiritualitas, dan arsitektur yang bertanggung jawab. Dirancang oleh tim Nyikudesign Studio, masjid ini menjadi contoh bagaimana keterbatasan kontur lahan justru dapat melahirkan solusi desain yang inovatif dan estetik.
Menyiasati Kontur: Desain Dua Lantai yang Fungsional

Berdiri megah di atas lahan 15×15 meter dengan kondisi tanah berkontur, Masjid An-Nur menjawab tantangan geografisnya dengan pendekatan desain dua lantai yang cerdas dan efisien. Tim arsitek Nyikudesign Studio dengan jeli memanfaatkan elevasi alami lahan, menempatkan lantai utama untuk sholat pada level yang sejajar atau sedikit lebih tinggi dari area halaman dan parkir. Pendekatan ini tidak hanya memudahkan akses jemaah, tetapi juga memberikan kesan agung dan lapang pada ruang sholat utama, yang menjadi jantung aktivitas spiritual.

Di bawah lantai utama, area basement dirancang secara khusus untuk mengakomodasi fasilitas vital: area toilet dan tempat wudhu. Dengan pemisahan yang jelas antara area pria dan wanita, kenyamanan dan privasi jemaah terjamin. Penempatan di basement ini juga membantu menjaga kebersihan dan kesucian ruang sholat di lantai atas, sekaligus mengoptimalkan penggunaan lahan berkontur.

Konsep Keberlanjutan: Memeluk Alam Melalui Material Lokal
Salah satu pilar utama dalam desain Masjid An-Nur adalah komitmen terhadap konsep keberlanjutan. Nyikudesign Studio secara konsisten mengedepankan penggunaan material dari sumber daya alam yang melimpah di sekitar lokasi. Bambu dan kayu menjadi bintang utama dalam konstruksi dan detail arsitektur masjid ini.
Penggunaan bambu tidak hanya memberikan sentuhan estetika tradisional yang kaya, tetapi juga mencerminkan kekuatan dan fleksibilitas material lokal. Elemen kayu, yang diaplikasikan pada struktur atap, detail fasad, hingga railing balkon, menambah kehangatan dan kesan organik pada bangunan. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi jejak karbon pembangunan, tetapi juga mendukung perekonomian lokal dan mengintegrasikan bangunan secara harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
Identitas Visual: Perpaduan Tradisi dan Modernitas
Masjid An-Nur memancarkan identitas visual yang unik. Bentuk atap yang masif dan khas, mungkin mengadopsi bentuk piramidal atau joglo modern, menjadi penanda utama yang terlihat dari kejauhan. Atap ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi juga menjadi elemen arsitektur yang kuat, mengingatkan pada arsitektur tradisional nusantara yang kokoh. Sentuhan modern terlihat pada material fasad seperti bata ekspos di lantai dasar, yang memberikan tekstur alami, serta detail kisi-kisi atau ornamen kayu pada menara atau bagian atas bangunan, yang menambah keindahan dan sirkulasi udara.
Masjid An-Nur di Eco Pesantren Sirojul Munir IbuKu bukan sekadar bangunan ibadah. Ia adalah simbol dari arsitektur yang bertanggung jawab, menghargai alam, dan beresonansi dengan kearifan lokal, menciptakan ruang suci yang tidak hanya nyaman untuk beribadah tetapi juga menginspirasi tentang pentingnya keberlanjutan.